Halaman


Ngomongin wisata alam di Jambi nggak cuma tentang Gunung Kerinci atau Candi Muara Jambi. Karena di kabupaten Bungo pun ada wisata alam yang indah dan murah meriah. Awalnya karena penasaran dengan kiriman foto-foto kanti di Instagram  @galeri_jambi, beberapa waktu lalu tim Galeri Jambi berkesempatan berkunjung kesana.


Berbekal informasi dari kanti-kanti, akhirnya kami sampai juga ke Lubuk Beringin. Wisata ini terletak di Kecamatan Bathin III Ulu, Kab.Bungo, Jambi. Jadi kalau kanti-kanti berangkat dari kota Jambi butuh waktu sekitar enam jam untuk sampai ke tempat ini. Sedangkan kalau dari kabupaten Tebo, kurang lebih menempuh waktu dua jam. 

Untuk kendaraan kanti-kanti bisa mengendarai kendaraan roda dua atau roda empat, meskipun jalannya kecil namun masih bisa dilewati dua mobil berlawanan arah. Sayang sekali nggak ada kendaraan umum untuk mencapai wisata ini. Kecuali kalau kanti menyewa mobil atau motor khusus untuk kesana. 

Jalan yang ditempuh cukup bagus beraspal, meskipun di beberapa bagian ada jalan yang rusak namun nggak mengurangi rasa excited kami untuk sampai ke Lubuk Beringin. Hanya saja harus siap menahan mual karena jalannya cukup berliku dan banyak tingkungan. Kalau ada kanti yang memang mudah mabuk darat siapkan obat anti mabuk seperti Antimo, ya.

sebagian jalan menuju Lubuk Beringin yang rusak dan menggenang

Satu lagi kekurangan yang menurut kami cukup disayangkan, yaitu tidak adanya papan penunjuk jalan menuju kawasan wisata ini. Jadi kami memang hanya bermodalkan arahan teman yang pernah kesana, google maps, dan bertanya kepada penduduk sekitar. Apalagi penduduk sekitar lebih fasih bahasa dusun, sehingga mau nggak mau kita juga harus mengira-ngira apa arti ucapan mereka. 

Padahal Lubuk Beringin sudah cukup terkenal lho karena banyaknya masyarakat yang mengabadikan liburan mereka disana dan membagikannya di media sosial. Sayangnya tidak didukung pemerintah untuk mempermudah akses masyarakat menuju kesana. Alangkah lebih baiknya kalau ada petunjuk jalan dimulai dari Jalan Imam Bonjol, Bungo sampai masuk ke Desa Bathin Ulu.


Oh ya jangan kaget ya kalau perjalanan disana kalian akan melewati pasar, karena pasar tersebut persis di tepi jalan. Jadi jalankan kendaraan dengan pelan. Bahkan waktu di jalan pulang, pasar tersebut jalannya di tutup karena ramainya warga yang berbelanja. Untungnya masyarakat disana membuat petunjuk mengalihkan ke jalan lain. Intinya jangan segan bertanya ke penduduk sekitar ya, untungnya orang Jambi kebanyakan ramah-ramah. 

Sesampai disana, kami disambut sekelompok pemuda yang memberikan semacam tiket masuk. Satu mobil sekitar sepuluh ribu rupiah. Meskipun ada tiket, tapi petugasnya tidak berseragam ini juga menjadi kekurangan untuk tempat wisata. Memasuki kawasan lubuk beringin lahan parkir memang luas namun tidak ada petugas yang mengatur sehingga awalnya kami cukup bingung harus parkir dimana. Sekali lagi, ini menjadi minus karena meskipun sudah bayar tidak ada petugas yang membantu mengarahkan parkir.

tidak ada petugas yang mengarahkan parkir

plang nama yang sudah buram dan hilang hurufnya

Setelah turun dari mobil udara segar merasuki hidung karena memang lingkungan Lubuk beringin masih dikelilingi pepohonan yang asri. Terlihat aktivitas pengunjung ada yang berenang di sungai menggunakan pelampung ban, ada yang makan bersama di tepi sungai beralaskan tikar, ada juga yang asik berswafoto. 




Saran kami, jangan lupa untuk bawa bekal makanan dari rumah. Karena meskipun ada warung disana tapi hanya menjual mie dan kopi instan. Kalau ingin makanan berat seperti nasi lebih baik bawa sendiri, ya. 

warung-warung di lubuk beringin 

Sayang banget waktu itu tim kami nggak bawa baju ganti untuk berenang, nah kalau kanti mau kesini jangan lupa bawa baju ganti. Soalnya sayang banget sudah jauh-jauh tapi nggak menikmati segarnya air sungai disini. Untuk pelampungnya, kalian bisa menyewa dari penduduk sekitar hanya sepuluh ribu rupiah satu ban yang bisa dipakai berdua. Untuk tikar jika ingin duduk-duduk sambil makan juga bisa disewa dengan lima belas ribu rupiah. 

Untuk kanti-kanti yang datang ke Lubuk Beringin, jangan cuma menikmati bagian depan. Coba jalan sedikit lagi ke bagian belakang, ikuti saja jalan bebatuan. Kanti akan temui pemandangan yang lebih indah. Batu-batu sungai yang besar, aliran sungai yang mengalir jernih, dengan latar belakang bukit, pas banget dijadikan background foto untuk diupload di Instagram. Kalau sudah foto-foto, jangan lupa upload dan tag ke instagram @galeri_jambi ya.




Oh ya kami juga dapat info kalau ada wisata terbaru di Lubuk Beringin, semacam rumah pohon. Waktu kami kesana belum ada tuh. Jadi kalau naik ke rumah pohon tersebut, kanti bisa melihat indahnya pemandangan dari atas dan tentu saja mengabadikannya dengan kamera. 

Satu lagi pesan kami, untuk terus berhati-hati dan mengawasi anggota keluarga yang berenang di sungai. Bagaimanapun juga kalau nggak bisa berenang dan nggak hari-hati, tentu akan berakibat fatal. Selain itu, jangan buang sampah sembarangan ya. Disana tong sampah sudah disediakan kok. 

Itu dia ulasan dari Galeri Jambi tentang wisata alam Lubuk Beringin. Menurut kanti-kanti yang pernah kesana gimana? mau kesana lagi nggak? 


Wisata Alam Lubuk Beringin, Bungo, Jambi.

Galeri Jambi

Ngomongin wisata alam di Jambi nggak cuma tentang Gunung Kerinci atau Candi Muara Jambi. Karena di kabupaten Bungo pun ada wisata alam yang indah dan murah meriah. Awalnya karena penasaran dengan kiriman foto-foto kanti di Instagram  @galeri_jambi, beberapa waktu lalu tim Galeri Jambi berkesempatan berkunjung kesana.


Berbekal informasi dari kanti-kanti, akhirnya kami sampai juga ke Lubuk Beringin. Wisata ini terletak di Kecamatan Bathin III Ulu, Kab.Bungo, Jambi. Jadi kalau kanti-kanti berangkat dari kota Jambi butuh waktu sekitar enam jam untuk sampai ke tempat ini. Sedangkan kalau dari kabupaten Tebo, kurang lebih menempuh waktu dua jam. 

Untuk kendaraan kanti-kanti bisa mengendarai kendaraan roda dua atau roda empat, meskipun jalannya kecil namun masih bisa dilewati dua mobil berlawanan arah. Sayang sekali nggak ada kendaraan umum untuk mencapai wisata ini. Kecuali kalau kanti menyewa mobil atau motor khusus untuk kesana. 

Jalan yang ditempuh cukup bagus beraspal, meskipun di beberapa bagian ada jalan yang rusak namun nggak mengurangi rasa excited kami untuk sampai ke Lubuk Beringin. Hanya saja harus siap menahan mual karena jalannya cukup berliku dan banyak tingkungan. Kalau ada kanti yang memang mudah mabuk darat siapkan obat anti mabuk seperti Antimo, ya.

sebagian jalan menuju Lubuk Beringin yang rusak dan menggenang

Satu lagi kekurangan yang menurut kami cukup disayangkan, yaitu tidak adanya papan penunjuk jalan menuju kawasan wisata ini. Jadi kami memang hanya bermodalkan arahan teman yang pernah kesana, google maps, dan bertanya kepada penduduk sekitar. Apalagi penduduk sekitar lebih fasih bahasa dusun, sehingga mau nggak mau kita juga harus mengira-ngira apa arti ucapan mereka. 

Padahal Lubuk Beringin sudah cukup terkenal lho karena banyaknya masyarakat yang mengabadikan liburan mereka disana dan membagikannya di media sosial. Sayangnya tidak didukung pemerintah untuk mempermudah akses masyarakat menuju kesana. Alangkah lebih baiknya kalau ada petunjuk jalan dimulai dari Jalan Imam Bonjol, Bungo sampai masuk ke Desa Bathin Ulu.


Oh ya jangan kaget ya kalau perjalanan disana kalian akan melewati pasar, karena pasar tersebut persis di tepi jalan. Jadi jalankan kendaraan dengan pelan. Bahkan waktu di jalan pulang, pasar tersebut jalannya di tutup karena ramainya warga yang berbelanja. Untungnya masyarakat disana membuat petunjuk mengalihkan ke jalan lain. Intinya jangan segan bertanya ke penduduk sekitar ya, untungnya orang Jambi kebanyakan ramah-ramah. 

Sesampai disana, kami disambut sekelompok pemuda yang memberikan semacam tiket masuk. Satu mobil sekitar sepuluh ribu rupiah. Meskipun ada tiket, tapi petugasnya tidak berseragam ini juga menjadi kekurangan untuk tempat wisata. Memasuki kawasan lubuk beringin lahan parkir memang luas namun tidak ada petugas yang mengatur sehingga awalnya kami cukup bingung harus parkir dimana. Sekali lagi, ini menjadi minus karena meskipun sudah bayar tidak ada petugas yang membantu mengarahkan parkir.

tidak ada petugas yang mengarahkan parkir

plang nama yang sudah buram dan hilang hurufnya

Setelah turun dari mobil udara segar merasuki hidung karena memang lingkungan Lubuk beringin masih dikelilingi pepohonan yang asri. Terlihat aktivitas pengunjung ada yang berenang di sungai menggunakan pelampung ban, ada yang makan bersama di tepi sungai beralaskan tikar, ada juga yang asik berswafoto. 




Saran kami, jangan lupa untuk bawa bekal makanan dari rumah. Karena meskipun ada warung disana tapi hanya menjual mie dan kopi instan. Kalau ingin makanan berat seperti nasi lebih baik bawa sendiri, ya. 

warung-warung di lubuk beringin 

Sayang banget waktu itu tim kami nggak bawa baju ganti untuk berenang, nah kalau kanti mau kesini jangan lupa bawa baju ganti. Soalnya sayang banget sudah jauh-jauh tapi nggak menikmati segarnya air sungai disini. Untuk pelampungnya, kalian bisa menyewa dari penduduk sekitar hanya sepuluh ribu rupiah satu ban yang bisa dipakai berdua. Untuk tikar jika ingin duduk-duduk sambil makan juga bisa disewa dengan lima belas ribu rupiah. 

Untuk kanti-kanti yang datang ke Lubuk Beringin, jangan cuma menikmati bagian depan. Coba jalan sedikit lagi ke bagian belakang, ikuti saja jalan bebatuan. Kanti akan temui pemandangan yang lebih indah. Batu-batu sungai yang besar, aliran sungai yang mengalir jernih, dengan latar belakang bukit, pas banget dijadikan background foto untuk diupload di Instagram. Kalau sudah foto-foto, jangan lupa upload dan tag ke instagram @galeri_jambi ya.




Oh ya kami juga dapat info kalau ada wisata terbaru di Lubuk Beringin, semacam rumah pohon. Waktu kami kesana belum ada tuh. Jadi kalau naik ke rumah pohon tersebut, kanti bisa melihat indahnya pemandangan dari atas dan tentu saja mengabadikannya dengan kamera. 

Satu lagi pesan kami, untuk terus berhati-hati dan mengawasi anggota keluarga yang berenang di sungai. Bagaimanapun juga kalau nggak bisa berenang dan nggak hari-hati, tentu akan berakibat fatal. Selain itu, jangan buang sampah sembarangan ya. Disana tong sampah sudah disediakan kok. 

Itu dia ulasan dari Galeri Jambi tentang wisata alam Lubuk Beringin. Menurut kanti-kanti yang pernah kesana gimana? mau kesana lagi nggak? 


Tidak ada komentar

Silahkan Berkomentar Tanpa Menyinggung SARA atau SPAM ya.